Hukum Taat kepada Pemimpin Zalim dalam Islam | Konsultasi Muslim

Allah memerintahkan kepada setiap muslim agar mentaati pemimpin, walaupun pemimpin tersebut berasal dari kalangan bawah, namun ketika dia menjadi seorang pemimpin suatu negara, maka wajib taat kepadanya. Karena mentaati pemimpin sama saja mentaati Allah dan Rasul-Nya.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإنْ تَأمَّر عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ


Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah ‘Azza wa jalla, tetap mendengar dan taat walaupun yang memerintah kalian seorang budak. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, Tatrizu Riyaadis Shoolihin, jilid 1 halaman 128).


Imam At-Tirmidzi rohimahullah mengomentari hadits di atas :


حديث حسن صحيح


Hadits Hasan Shahih. (Tatrizu Riyaadis Shoolihin, jilid 1 halaman 128).


Allah berfirman :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ


Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS. An-Nisa’ : 59).


Imam Al-Mawardi rohimahullah berkata di dalam tafsirnya An-Nukat wal ‘Uyun :


وطاعة وَلاَةِ الأمر تلزم في طاعة الله دون معصيته , وهي طاعة يجوز أن تزول , لجواز معصيتهم , ولا يجوز أن تزول طاعة رسول الله صلى الله عليه وسلم , لامتناع معصيته


Taat kepada pemimpin adalah kewajiban sama halnya dengan mentaati Allah selama pemimpin tersebut tidak bermaksiat kepada Allah. Maka boleh tidak taat kepadanya jika dia bermaksiat kepada Allah. Namun tidak boleh menghilangkan ketaatan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena dia menahan diri dari kemaksiatan. (An-Nukat wal ‘Uyun, jilid 1 halaman 500).


Berdasarkan ayat dan perkataan di atas bahwa mentaati Allah dan Rasul itu wajib, begitu pula mentaati pemimpin, maka mentaatinya juga diwajibkan di dalam Islam. Namun tidak bersifat mutlaq disebabkan keputusan pemimpin tidak selalu benar karna manusia biasa, berbeda dengan keputusan atau perintah Allah yang sudah pasti benar. Begitu pula keputusan dan perintah Rasulullah, semua yang diperintahkan Rasulullah berdasarkan wahyu dari Allah. Jika keputusan seorang pemimpin sesuai dengan syariat Islam, maka wajib ditaati, namun jika keputusannya bertentangan dengan syariat Islam, maka tidak boleh ditaati oleh seorang muslim karna mentaati manusia dalam bermaksiat kepada Allah hukumnya diharamkan di dalam Islam.


Dari Abdullah Ibnu ‘Umar rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ عَلَى المَرْءِ المُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ


Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat. (HR. Bukhari, hadits no. 7144).


Berdasarkan hadits di atas, maka jelaslah bahwa Islam tidak memperbolehkan seorang muslim taat kepada pemimpin yang keputusannya bertentangan dengan syariat Islam. Jika ada yang mengatakan wajib taat kepada pemimpin walaupun keputusannya bertentangan dengan syariat islam, maka itu adalah pendapat yang keliru dan bertentangan dengan hadits dan pendapat ulama di atas.


Semoga bermanfaat.


Penulis : Fastabikul Randa Ar-Riyawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *